Skip to content Kalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikelKalkulator KeuanganKonsultasi Perencanaan KeuanganRencana PensiunRencana Dana PendidikanReview AsuransiReview InvestasiIn House TrainingEventEbookArtikel Home » Saham » Cara MUDAH Belajar Analisa Harga Wajar Saham Buat Pemula! Dibaca Normal 13 Menit Cara MUDAH Belajar Analisa Harga Wajar Saham Buat Pemula! Bagaimana cara analisa harga wajar saham? Yuk ketahui cara mudah belajar analisa harga saham di sini. Supaya gak rugi, harus bisa menganalisa. Gak pakai lama-lama langsung aja. Analisa Harga Wajar SahamCara Analisa Fundamental Saham dengan Top Down Approach1 Kondisi Makro Dunia Usaha2 Kondisi Sektor dan Industri3 Kondisi Fundamental PerusahaanAnalisa Fundamental Saham dengan Menggunakan Nilai Intrinsik1 Earning Per Share EPS2 Price to Earning Ratio PER3 Price Earning to Growth Ratio PEG4 Price to Book Value PBV5 Return on Equity ROE6 Dividend Yield Dy7 Debt to Equity Ratio DERBisa Capai Tujuan Keuangan dengan Investasi Saham Analisa Harga Wajar Saham Dalam analisa saham, erat kaitannya dengan analisa teknikal dan analisa fundamental. Namun, dalam menentukan harga wajar saham, analisa fundamental berperan sangat penting. Namun apa itu analisa fundamental? Analisa fundamental saham adalah analisa yang mempelajari kondisi dasar fundamental dari perusahaan termasuk dengan rasio keuangan perusahaan. Analisa fundamental saham ini biasanya digunakan untuk mengambil keputusan dalam membeli atau menjual saham dengan tujuan jangka panjang. Dengan melakukan analisa fundamental, kita bisa mengenal lebih dalam tentang sebuah saham perusahaan. Sebagai investor, penting bagi kita untuk membeli apa yang kita ketahui dan mengetahui apa yang kita jual. Jadi, bukan asal beli atau asal pilih saham ya. Di artikel Finansialku kali ini, kita akan membahas cara analisa fundamental saham, serta rasio-rasio yang digunakan untuk memperkuat analisa fundamentalnya. Check it out! Cara Analisa Fundamental Saham dengan Top Down Approach Kali ini rubrik Finansialku akan membahas tentang analisa fundamental dengan top down approach. Top down approach adalah analisa yang dimulai dari kondisi ekonomi makro, industri perusahaan, kemudian kondisi perusahaannya. Berikut tahapan analisa fundamental menggunakan metode top down approach. GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Investasi Saham Untuk Pemula 1 Kondisi Makro Dunia Usaha Kondisi makro dunia usaha sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi dari pemerintah. Salah satunya adalah kebijakan penaikkan atau penurunan suku bunga. Apabila suku bunga tinggi maka biasanya investor cenderung untuk menaruh uangnya di bank. Bila begitu, maka dapat menghambat pertumbuhan bisnis suatu perusahaan. Begitu juga sebaliknya, apabila suku bunga rendah maka investor cenderung lebih memilih saham daripada tabungan bank. Dengan demikian maka perusahaan bisa lebih mengembangkan bisnisnya. [Baca Juga Mana yang Lebih Menguntungkan Yuk Nabung Saham VS Yuk Investasi Reksa Dana] Selain itu, harga saham juga dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi. Ketika ekonomi lesu maka kinerja perusahaan juga bisa ikut memburuk. Akibatnya, harga saham menjadi turun. Sedangkan apabila ekonomi menguat maka prospek dari perusahaan juga terlihat semakin baik. Alhasil, harga sahamnya juga naik. Selain faktor ekonomi, ada faktor lainnya yang juga turut memengaruhi harga saham. Faktor tersebut adalah kestabilan dari politik dimana faktor ini memengaruhi kondisi dunia usaha. 2 Kondisi Sektor dan Industri Naik turunnya harga saham juga dipengaruhi oleh kondisi industri perusahaan. Apabila pertumbuhan industri bertumbuh dengan pesat maka efeknya harga saham perusahaan di industri tersebut ikut naik. Contohnya, di tahun 2007, di industri pertambangan, harga komoditas melambung tinggi karena harga minyak dunia yang naik secara drastis. Akibatnya, harga-harga saham perusahaan tambang batubara dan minyak juga ikut naik secara signifikan karena pendapatan dan laba yang meningkat. Tapi, di tahun 2015, harga minyak dunia turun. Bahkan penurunannya sampai ke titik terendahnya. Dengan begitu, harga saham perusahaan pertambangan juga mengalami kelesuan karena banyak yang turun secara signifikan. 3 Kondisi Fundamental Perusahaan Pergerakan harga saham perusahaan tentunya dipengaruhi oleh kondisi fundamental dari perusahaannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah manajemen perusahaannya, kondisi keuangan perusahaannya, orang yang mengelola perusahaannya, dan lain sebagainya. Perusahaan dengan fundamental yang baik biasanya memiliki harga saham yang baik juga. Analisa Fundamental Saham dengan Menggunakan Nilai Intrinsik Hal yang tak kalah pentingnya dalam analisa fundamental saham adalah nilai intrinsik atau nilai wajar dan rasio-rasio keuangan suatu saham perusahaan. Setelah mendapatkan harga wajar, nantinya harga tersebut akan dibandingkan dengan harga di pasar saham tersebut. Nantinya, hal tersebut akan memengaruhi keputusan beli atau menjual saham. [Baca Juga Finansialku Podcast Eps 60 – Virus Corona dan Investasi Saham] Untuk menghitung nilai wajar ini, biasanya menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan tersebut seperti rasio-rasio keuangannya. Ada banyak rasio-rasio keuangan. Namun, kali ini akan di bahas 7 rasio valuasi saham yang penting diketahui ketika menganalisa saham. Berikut 7 rasio keuangan yang digunakan untuk menghitung harga wajar saham di laporan keuangan perusahaan. 1 Earning Per Share EPS EPS adalah rasio laba bersih per lembar saham. Misalnya, kalau EPS bernilai Rp 200 maka, setiap lembar saham menghasilkan laba sebesar Rp 200. Perusahaan yang baik, memiliki EPS yang bertumbuh dari waktu ke waktu. Semakin meningkat EPS suatu perusahaan tentunya semakin baik. Rumus untuk menghitung EPS adalah EPS = laba bersih jumlah lembar saham 2 Price to Earning Ratio PER PER merupakan rasio yang menggambarkan keuntungan suatu perusahaan dibandingkan dengan harga sahamnya. PER adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang dipakai untuk membeli saham. Rumus menghitung PER adalah PER = Harga saham laba per lembar saham EPS Contohnya, harga saham Rp 200, EPS nya Rp 50 per tahun berarti PER perusahaan tersebut = 4x Jadi, artinya apabila laba perusahaan tetap tidak bertumbuh atau berkurang maka Anda membutuhkan waktu 4 tahun untuk balik modal. PER suatu perusahaan biasanya dianggap murah kalau PER nya lebih rendah daripada PER rata-rata di industri. Kalau suatu perusahaan memiliki PER dibawah rata-rata per industri maka saham tersebut dianggap murah. Selain itu, pada umumnya, saham dengan PER dibawah 10x dianggap murah. Sedangkan saham dengan PER diatas 20x dianggap mahal. Jadi, semakin kecil PER suatu perusahaan semakin murah ya. 3 Price Earning to Growth Ratio PEG PEG adalah rasio yang digunakan untuk mengukur nilai kepantasan antara harga saham, laba yang dihasilkan per lembar sahamnya, serta harapan pertumbuhan perusahaan. Semakin rendah PEG maka semakin murah sahamnya. Rumus menghitung PEG adalah PEG = PER / Growth Ratio / 100 4 Price to Book Value PBV PBV adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menilai harga sebuah perusahaan dibandingkan dengan kekayaan bersihnya. Rumus menghitung PBV adalah PBV = Harga Saham Nilai Buku per Lembar Saham BV Contoh, PBV sebesar 3x maka, hal itu berarti harga saham sudah tumbuh 3x lipat dibandingkan dengan kekayaan bersih suatu perusahaan. Biasanya, investor disarankan untuk memilih saham dengan PBV yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata. PBV industri. [Baca Juga Weekly Update 22-26 Juni 2020 IHSG, Emas, Reksa Dana, Saham, Kurs] PBV yang rendah biasanya sering dijadikan patokan oleh investor yang sedang mencari saham yang murah dibawah nilai wajarnya. Jadi semakin rendah PBV nya maka semakin dianggap murah sahamnya. Sedangkan PBV yang tinggi biasanya dikarenakan harga pasar yang sudah terlalu tinggi. 5 Return on Equity ROE ROE adalah rasio perolehan laba bersih yang dibukukan perusahaan dibandingkan dengan total kekayaan bersih yang dimiliki perusahaan tersebut. ROE dapat dikatakan sebagai indikator seberapa efisien perusahaan tersebut. Rumus menghitung ROE adalah ROE = laba bersih kekayaan bersih Jika ROE sebesar 15% maka setiap Rp 100 kekayaan bersih perusahaan yang ditanamkan oleh pemodal bisa memberikan kontribusi laba bersih sebesar Rp 15. Untuk memilih saham dengan ROE yang baik, Anda dapat membandingkan ROE perusahaan sejenis di industri yang sama atau dengan membandingkan rata-rata ROE industri. Selain itu, Anda juga membandingkan ROE perusahaan tersebut dari waktu ke waktu. Jadi, Anda dapat melihat trend ROE nya apakah cenderung naik atau turun. Disarankan untuk memilih ROE perusahaan yang minimalnya 10%. GRATISSS Download!!! Ebook Panduan Sukses Atur Gaji Ala Karyawan 6 Dividend Yield Dy DY adalah rasio yang menggambarkan seberapa besar pembagian dividen yang dibagikan oleh perusahaan terhadap harga sahamnya di pasar. Tapi perlu diketahui bahwa tidak semua perusahaan membagikan dividen ya. Rumus menghitung DY adalah DY = Dividend per lembar saham harga saham Contohnya jika suatu perusahaan membagikan dividen sebesar Rp 150 per lembar saham, dan harga saham sekarang adalah Rp 1500 maka dividend yield nya adalah sebesar 10%. Anda disarankan memilih perusahaan dengan DY minimal sebesar 3%. Pilihlah saham perusahaan yang memiliki DY cukup besar. Mengapa demikian? Karena hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki laba bersih yang stabil. 7 Debt to Equity Ratio DER DER adalah rasio jumlah utang kewajiban yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan modal bersihnya. Jika DER1 maka perusahaan memiliki utang yang lebih besar dibandingkan dengan modal bersihnya. Hal ini juga bisa diartikan perusahaan memiliki risiko keuangan yang cukup besar. Dengan begitu, maka pada umumnya investor disarankan untuk memilih saham yang memiliki DER kurang dari 1 ya. Rumus menghitung DER adalah DER = Total kewajiban utang kekayaan bersih modal sendiri Bisa Capai Tujuan Keuangan dengan Investasi Saham Sebelum lanjut, Finansialku sarankan untuk Anda bergabung dengan komunitas reksadana dan saham Finansialku. Di komunitas itu, Anda dapat belajar dengan orang yang berpengalaman dan belajar bersama sesama orang-orang yang tertarik pada saham. Bila Anda tertarik dengan saran ini, silakan klik link berikut ini. Oke kita lanjutkan ya, setelah mengetahui cara analisa fundamental saham untuk investor pemula, maka sekarang Anda lebih paham dengan analisa fundamental bukan? Jangan lupa untuk melakukan analisa yang mendalam sebelum memulai berinvestasi ya. Lakukan analisa fundamental saham dengan top down approach serta rasio-rasio keuangannya. Dengan memilih saham perusahaan yang memiliki fundamental yang baik namun dengan harga wajar maka dapat membantu Anda mencapai tujuan keuangan Anda. Jadi, apakah Anda sudah mantap untuk memulai investasi saham? Yuk bagikan artikel ini kepada rekan dan sahabat Anda, dan apabila Anda masih punya pertanyaan seputar isi artikel, dengan senang hati Finansialku akan menjawab untuk Anda. Jadi apapun pertanyaan Anda silakan tulis di kolom yang sudah disediakan. Sumber Referensi Rivan Kurniawan. 13 Desember 2018. Pentingnya Analisis Fundamental dan Rasio Keuangan dalam Investasi Saham. – Admin. 29 Oktober 2018. Rumus Valuation Ratio Cara Menghitung Harga Saham Wajar Pada Laporan Keuangan Perusahaan. – V3. 24 Juni 2020. Simulasi Pemasukan dari Deviden Beberapa Saham. Admin. 17 Juni 2015. Tujuan Analisa Harga Wajar Saham. – Virtina Thionita, BBA memiliki background pendidikan S1 jurusan Business Administration, konsentrasi Wealth Planning di President University. Memiliki ketertarikan dan pengalaman di bidang investasi, perencanaan keuangan, dan entrepreneurship. Related Posts Page load link Go to TopMeskipunsederhana bukan berarti cara ini tidak efektif. Keindahan dari cara ini justru berasal dari kesederhanaannya. Agar lebih mudah dipahami, proses valuasi ini akan saya pecah menjadi beberapa langkah. Sebagai contoh saya akan menilai harga wajar saham PT. Unilever Indonesia. Laporan keuangannya dapat kita ambil di websitenya di sini.
Totalkekayaan bersih ini merupakan jumlah dana yang dikelola oleh MI atau manajer investasi produk reksadana dan kemudian dihitung setiap harinya berdasarkan hari perdagangan bursa. NAB adalah harga bersih dari dana yang dikelola setelah dikurangi biaya operasional. Nantinya, NAB dipublikasikan ke media-media agar diketahui oleh khalayak umum.Ilustrasi investor pria pemuda sedang memegang handphone smartphone gadget mengecek portofolio keuntungan dari hasil investasi reksadana saham obligasi surat berharga negara secara online dengan transaksi pembayaran - Apa yang kita pertimbangkan ketika memilih produk reksadana untuk investasi? Jawaban yang sering muncul adalah kinerja historis, alias pergerakan reksadana dan kaitannya dalam memberikan keuntungan di masa lampau. Karena itu, sebelum memilih berinvestasi di reksadana sebaiknya investor melakukan penilaian terhadap kinerja yang ingin dimilikinya. Dalam memilih produk reksadana, investor perlu mempertimbangkan tujuan investasi dan horizon jangka waktu dari tujuan tersebut. Terkait dengan hal itu, maka dasar pemilihan reksadana tidak melulu kinerja atau return reksadana sebagai indikator yang paling banyak digunakan secara umum. Dengan demikian, memilih reksadana harus hati-hati. Sebab, kalau seleksi hanya berdasarkan kinerja historis saja tanpa melihat pergerakan naik-turun fluktuasi lebih jauh dari reksadana yang bersangkutan, justru bisa mendorong pemilihan produk yang kurang sesuai dengan profil risikonya. Berikut beberapa cara untuk menganalisis kinerja reksadana dengan benar 1. Bandingkan reksadana dengan benchmark yang tepat Informasi pertama yang perlu dianalisis terkait kinerja reksadana ialah return dibandingkan dengan tolok ukur yang sesuai. Misalnya, jika Anda ingin melihat seberapa baik kinerja reksadana Anda, yang terbaik adalah membandingkannya dengan pengembalian rata-rata dari jenis reksadana yang sama. Perhatikan bahwa salah satu reksadana Anda mengalami penurunan nilai yang besar tetapi reksadana yang lain kinerjanya baik dalam jangka waktu tertentu, ini bukan indikasi bahwa reksadana yang sedang menurun harus dibuang dari portofolio Anda. Lihatlah jenis dan kategori reksadana yang sama terlebih dahulu untuk memahami apakah reksadana dalam kategori tersebut memiliki kinerja yang serupa. Anda juga dapat menggunakan indeks untuk benchmark. Sebagai contoh, jika reksadana tersebut banyak dialokasikan ke dalam saham, patokan yang baik adalah Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Jika IHSG turun 10 persen selama periode tertentu, namun reksadana Anda “hanya” turun 8 persen, hal tersebut seharusnya tidak perlu membuat Anda khawatir dengan kinerja reksadana Anda, karena secara umum kinerja pasar saham sedang kurang baik. 2. Ketahui kapan kinerja reksadana bagus bisa menjadi buruk Jika Anda berinvestasi dalam reksadana, terutama reksadana saham, kemungkinan Anda berencana untuk menahannya setidaknya selama tiga tahun atau lebih. Namun, bukan berarti return jangka pendek, katakanlah 1 tahun, tidak relevan. Bahkan return 1 tahun untuk reksadana yang sangat tinggi dibandingkan dengan dana lain dalam kategorinya dapat menjadi sinyal peringatan. Ya, kinerja yang kuat bisa menjadi indikator negatif. Ada beberapa alasan, salah satu alasannya adalah bahwa return yang luar biasa tinggi bersifat abnormal. Alasan lain untuk tetap menghindar dari kinerja jangka pendek yang tinggi adalah karena hal ini akan menarik investor untuk berinvestasi di reksadana tersebut. Jumlah uang yang lebih kecil akan lebih mudah dikelola dibandingkan dengan jumlah yang lebih besar. Lebih banyak investor berarti lebih banyak uang. Reksadana yang memiliki kinerja di tahun tertentu yang hebat bukan berarti akan memiliki kinerja yang sama di tahun selanjutnya. Bahkan, peningkatan dana kelolaan yang besar bisa sangat merusak prospek reksadana untuk kinerja masa depan. Inilah sebabnya mengapa manajer investasi yang baik menutup dana untuk investor. 3. Fokus pada periode 5 dan 10 tahun untuk kinerja reksadana Sebagai contoh, mungkin seorang fund manager memiliki filosofi investasi konservatif yang mengarah pada kinerja relatif lebih tinggi selama kondisi ekonomi yang buruk, tetapi kinerja relatif lebih rendah dalam kondisi ekonomi yang baik. Kinerja reksadana bisa terlihat kuat atau lemah sekarang, tetapi apa yang mungkin terjadi dalam 2 atau 3 tahun ke depan? Mempertimbangkan fakta bahwa kondisi pasar terus berubah, kita dapat menilai reksadana dari setiap perubahan arah pasar. Kemudian biasanya setiap fund manager memiliki gaya dan strategi masing-masing, namun dalam meracik investasinya harus sesuai dengan ketentuan yang ada dalam prospektus. Misalnya, sebagian besar siklus ekonomi siklus yang terdiri dari periode resesi dan pertumbuhan adalah 5 hingga 7 tahun. Juga, selama periode 5-7 tahun, paling tidak ada satu tahun di mana ekonomi lemah atau dalam resesi dan pasar saham merespons secara negatif. Kemudian selama periode 5 sampai 7 tahun yang sama kemungkinan ada setidaknya 4 atau 5 tahun di mana ekonomi dan pasar positif. Jika Anda menganalisis reksadana dan tingkat pengembalian 5 tahun lebih tinggi dari sebagian besar reksadana sejenis, maka reksadana tersebut bisa Anda koleksi. Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal investor. Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito. Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. KA01/AM *** Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK? - Daftar jadi nasabah, klik tautan ini - Beli reksadana, klik tautan ini - Pilih reksadana, klik tautan ini - Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS DISCLAIMER Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
hargapasar harian dari portofolio yang terdapat dalam reksa dana setelah dikurangi kewajiban-kewajiban. Yang dimaksud dengan Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) adalah harga wajar dari portofolio suatu reksa dana setelah dikurangi biaya operasional kemudian dibagi jumlah unit penyertaan yang telah beredar pada saat tersebut. Pernyataan ini
Semakinmurah harganya prosentase devidennya semakin besar. Ini cara menghitung harga wajar saham dengan mudah. Contoh Bank BJB, atau kodenya BJBR. Ketika di harga 1000, deviden sekitar 8%. Kemudian harganya naik sampai 1700, devidennya turun sampai 5.8% (Stockbit).
NilaiNJOP juga mempengaruhi besaran Pajak atas Bumi dan Bangunan (PBB). Menilai harga properti berdasarkan harga NJOP bukan merupakan kesalahan, tetapi terkadang harga pasaran properti tersebut bisa berbeda dengan NJOP. Di kota besar, biasanya nilai NJOP hanya sekitar 25% - 50% dari nilai asli properti tersebut.
Reksadanatelah menjadi cara investasi yang marak dicari oleh pemula. Hal ini terjadi akibat reksadana memiliki tingkat risiko yang cukup rendah. Bagi pemula yang belum memahami sistematika atau cara kerja reksadana, risiko yang rendah akan menjadi sebuah keuntungan baginya.
BykFD.