Masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu keroncong dari Kota Solo. Dinyanyikan oleh Gesang Martohartono berjudul Bengawan Solo. Menceritakan sebuah aliran air yang dinobatkan sebagai sungai terpanjang di Jawa. Di sisi lain, ternyata memiliki bendungan besar nan indah, yaitu Waduk Gajah Mungkur. Sudah tahu belum cerita yang diklaim menjadi asal-usul bendungan ini? Konon, dulunya ada kerajaan besar di sana. Namun, tengah terjadi perebutan kekuasaan di dalamnya. Sang raja memiliki seorang keponakan bernama Gajah Mego dan patih hebatnya, Mungkur. Sang Raja meminta Gajah Mego untuk menggantikan posisinya di kerajaan. Namun sang patih Mungkur, tidak terima karena dianggap masih muda dan tidak berpengalaman memerintah kerajaan. Ia pun marah besar terhadap keputusan tersebut dan membuat mereka berdua bertengkar. Pertarungan sengit tidak bisa terelakan, hingga Gajah Mungkur muncul sebagai pemenang. Bekas arena bertarung tersebut membentuk sebuah cekungan besar. Dimana ketika hujan air menggenang di sana dan tidak mau surut. Akhirnya, jadilah waduk besar itu sekarang. Berdirinya Waduk Gajah Mungkur Kalau membicarakan tentang berdirinya Waduk Gajah Mungkur, ingatkah Kamu dengan Bedhol Desa tahun 1976? Mungkin beberapa orang tua yang tinggal di sana masih mengingatnya. Ada sekitar lebih orang dari 51 desa dan kelurahan dipindahkan ke provinsi lain lewat transmigrasi.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID UuZTGRfqvvG4brQwZ9Knv7MY6PHAupd6JsbvZUYfH1LcdNkZ3wU2pw==
Saatmusim kemarau, debit air Waduk Gajah Mungkur akan berkurang. Hal itu ternyata membuat beberapa peninggalan permukiman masa lalu di sana kembali terlihat. KompasTravel mencoba untuk menelusuri peninggalan masa lalu yang tampak kembali saat Waduk Gajah Mungkur surut pada Hari Minggu sore (8/9/2019) di Kecamatan Wuryantoro. Dalang Mbah Kandar dalam sebuah pementasan Wayang mubarok - Wayang Gandrung, wayang mistis dari Kediri ini punya keunikan yang tidak dimiliki oleh wayang lain. Pergelaran wayang pada umumnya, lakon atau cerita datang dari sang dalang. Tetapi tidak dengan wayang Gandrung. Saat penentuan alur cerita dalam pagelaran wayang, sang dalang seperti Mbah Kandar tidak memiliki otoritas menentukan lakon. Semua hanya berdasarkan wangsit yang diterima Lamidi 60, pewaris ketujuh Wayang Gandrung dari kakek buyutnya Ki Demang Proyosono. Wangsit datang ke Lamidi setelah dirinya melakukan laku ritual. Peran kuat Lamidi dalam pengaturan proses mungel’ proses pementasan merambah ke seluruh aspek aktualisasi Wayang Gandrung, baik fisik maupun psikis. Laku ini sekaligus membangun kerangka mistik yang terstruktur bagi menguatnya mitos masyarakat terhadap Wayang Gandrung. Selain sang dalang tidak memiliki otoritas, penunjukan sebagai dalang juga hanya berdasarkan wangsit. Cerita ini dialami oleh Mbah Kandar, sang maestro seni tradisi yang sejak tahun 1982 menjadi dalang Wayang Gandrung. Sebelum menjadi penerus dalang Wayang Gandrung, dirinya adalah petani biasa yang tidak memiliki keahlian atau kepintaran khusus dalan seni pewayangan, seperti yang dia lakoni sekarang ini."Kulo ujug-ujug saged dalang sak wangsule angsal wangsit ken dados dalang Wayang Mbah Gandrung Saya tiba-tiba bisa mendalang setelah mendapat wangsit supaya menjadi dalang Wayang Mbah Gandrung," kata Mbah Kandar yang selalu berikutnya adalah berdasarkan wangsit sang pewaris dalam setiap pertunjukan yang akan dilakoni oleh Mbah Kandar, sang dalang Wayang Gandrung. Dalam setiap pementasan lakon selalu berubah-ubah sesuai wangsit. Beberapa lakon tersebut antara lain Barong Skeder, Bagawan Mintuno, Kuda Sembrani, Naga dan lain sebagainya. sudah beberapa kali menyaksikan pergelaran Wayang Gandrung dan dua kali menyaksikan keanehan. Setiap kali mengambil gambar di atas tungku dupa yang sedang dipenuhi asap dan api, tampak beberapa kali penampakan. Antara lain, kepala naga, srigala yang menginjak kepala jika dipikir dengan nalar, keanehan terjadi dan mengharuskan diam untuk mengikuti kekhusyukan Lamidi ketika mengeluarkan wayang dari kotak penyimpanan, wayang dikeluarkan satu per satu, dihunus dari kantung/sarung kain secara khidmat dan keempat wayang yang merupakan cikal bakal diasapi dengan dupa dan kemudian diserahkan kepada sang dalang. Sekadar diketahui Wayang Gandrung kali pertama ditemukan di dalam kayu ada empat yakni Wayang Mbah Gandrung Kakung Panji Asmorobangun, Wayang Mbah Gandrung PutriGaluh Candrakirono, Wayang Joko Luwar dan Wayang Raden Sedono Popo, namun setelah disimpan dalam kotak keempat wayang tersebut membawa teman-temanya kurang lebih 40 buah. Wayang mistis bertahan turun-temurun selama 300 tahun Kisah wayang mistis, jika berulah saat menonton bisa kualat [tts]Objek Wisata Waduk Gajah Mungkur merupakan waduk PLTA yang digunakan untuk penerangan bagian Jawa Tengah, Waduk Gajah Mungkur berada di sebelah selatan dari kota Wonogiri, Jawa Tengah, Waduk Gajah Mungkur merupakan Waduk/Danau yang dibuat dengan membendung Sungai Bengawan Solo yang merupakan Sungai terpanjang di pulau jawa. Waduk Gajah Mungkur mempunyai luas sekitar 8800 hektar dan
- Ribuan ikan nila milik para petani di karamba yang ada di Waduk Gajah Mungkur dilaporkan mati mendadak usai hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Oleh pemiliknya, ikan nila sebanyak 40 ton yang mati dikubur. Sementara sisanya dibiarkan dan tidak dipanen lebih awal karena selama pandemi, pasaran ikan sedang lesu. Sejarah Waduk Gajah Mungkur Waduk Gajah Mungkur yang berada di Kabupaten Wonogiri diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 17 November pembangunan waduk yang berjarak 6 kilometer ke arah barat daya Kota Wonogiri itu dimulai sejak tahun 1974. Baca juga Mati Mendadak, 1,5 Ton Ikan Nila di Waduk Gajah Mungkur Dikubur, Pemilik Rugi Puluhan Juta Rupiah Waduk tersebut adalah satu dari empat waduk besar yang dibangun dalam proyek Bengawan Solo. Proyek tersebut dilakukan untuk mengendalikan sifat-sifat air sungai Bengawan Solo yang merusak dan menjadikannya lebih bermanfaat. Untuk membangun waduk tersebut, tidak kurang 51 desa ditenggelamkan dan lebih dari kepala keluarga dipindahkan karena tanah serta sawahnya tergenang air bendung. Baca juga Ribuan Ikan Mendadak Mati di Karamba Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Kebanyakan Siap Panen Sebagian besar dari mereka transmigrasi ke Sumater Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. "Pengorbanan itupun diminta dari sebagian masyarakat daerah Wonogiri untuk kepentingan penyelesaian bendungan ini," kata Soeharto saat menyampaikan pidato peresmian Waduh Gajah Mungkur. Kala itu, Presiden Soeharto menantangani batu prasasti sebelum menekan tombol yang diiringi deburan air pada aliran-aliran pembuang waduk. Baca juga Pintu Air Waduk Gajah Mungkur Dibuka, 2 Kelurahan di Wonogiri Terendam Libatkan pekerja termasuk ahli dari Jepang WIKAN PRASETYA Bekas jembatan kereta api di Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri yang terlihat kembali saat Waduk Gajah Mungkur surut pada musim kemarau. 29/9/2019Pembangunan waduk ini melibatkan cukup banyak orang, yaitu pekerja termasuk 35 ahli dari Jepang sebagai penasihat. Anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan Waduk Gajah Mungkur tidak kurang dari Rp 55 miliar, di antaranya Rp 34 miliar dari APBN dan sisanya merupakan bantuan Pemerintah Jepang. Pengeluaran anggaran terbesar adalah untuk memindahkan KK dan pembebasan lahan. Baca juga Curah Hujan Tinggi, Pintu Air Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Dibuka Secara teknis, Waduk Gajah Mungkur direncanakan mampu bertahan selama 100 tahun, dengan catatan endapan lumpur yang masuk setiap tahunnya tidak lebih dari 1,5 juta meter kubik. Dengan daya tampung 750 juta meter kubik air, maka Waduk Gajah Mungkur merupakan waduk terbesar di Jawa Tengah dan salah satu yang terbesar di Indonesia. Selain berfungsi sebagai pencegah banjir, sumber irigasi, dan juga tenaga listrik, Waduk Gajah Mungkur juga menjadi salah satu obyek wisata ikonik Kabupaten Wonogiri. Lokasi tersebut memiliki kebun binatang mini hingga waterboom yang digunakan untuk berenang bagi pengunjung dewasa ataupun juga Lapan Waterspout Waduk Gajah Mungkur Langka, Waspada hingga Februari Yang tersisa dari pemukiman di sekitar waduk WIKAN PRASETYA Peninggalan sumur permukiman warga yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. 8/9/2019Saat ini sisa-sisa pemukiman di sekitar waduk masih bisa ditemui. Termasuk jalan hingga jembatan yang dulu adalah akses utama Wonogiri menuju Kecamatan Pracimantoro. Termasuk juga fondasi rumah, bekas tiang rumah, sumur, hingga makam. Namunkondisinya tak lagi utuh karena tergerus air waduk saat musim hujan. Dikutip dari pemberitaan Darti adalah salah satu warga Desa Pondok Sari. Desa tersebut sekarang sudah tak ada lagi karena tenggelam di Waduk Gajah Mungkur. Baca juga Ini Fakta Menarik Fenomena Puting Beliung di Waduk Gajah Mungkur Darti bercerita ia tak ikut transmigrasi karena masih punya tanah yang tak terdampak. Ia kini tinggal di Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro, Wonogiri. “Saya tidak ikut pindah transmigrasi karena masih punya tanah yang tidak terdampak. Dulu sawahnya di sana luar waduk, tetapi rumahnya di sini yang kini menjadi waduk. Yang punya tanah ya enggak ikut transmigrasi, tetapi tetap dapat ganti rugi,” ujar Darti. Kepada ia bercerita jika masih ingat kawasan tersebut sebelum tenggelam menjadi waduk. “Dulu itu jalan besar, mas. Kalau dari Wonogiri mau ke Pracimantoro, ya lewatnya jalan itu. Dulu sungai di bawah jembatan itu besar dan dalam. Namanya Sungai Tempuran karena merupakan gabungan dua sungai,” kata Darti. Baca juga Waterspout Waduk Gajah Mungkur, Kenali Tanda dan Waktu Datangnya Puting Beliung WIKAN PRASETYA Makam lawas yang muncul kembali saat Waduk Gajah Mungkur Surut. 8/9/2019Ia menyebut jalan tersebut dilalui banyak kendaraan mulai truk hingga bus. Bahkan ia mengaku masih ingat lokasi bus biasa menurunkan penumpang. “Itu yang ada motor itu, mas. Terus agak ke pojok sedikit. Itu dulu rumah saya,” ujar Darti sembari menunjuk lokasi rumahnya dulu. “Dulu ini juga jalan utama, mas kalau mau ke Baturetno. Jalan ini ramai, banyak kendaraan yang melintas. Jalan ini biasanya dilewati mereka yang akan berjualan di Pasar Baturetno atau Wuryantoro,” imbuh Darti. Baca juga Mengenang Perkampungan yang Kini Menjadi Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Ia juga masih ingat tempat para pedagang biasanya berhenti di suatu rumah makan atau penginapan saat hendak menjual barang dagangannya. “Di situ dulu ada warung punya Bu Darso. Warung itu dulu ramai oleh pedagang yang beristirahat. Biasanya pedagang menginap dulu di sana kalau ingin berjualan di Pasar Wuryantorom” kata Darti. Ia juga menyebut jika Presiden Kedua Soeharto pernah tinggal di desa yang kini ada di dasar Waduk Gajah Mungkur. Baca juga Hari Ini dalam Sejarah Peresmian Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Soeharto tinggal di lokasi tersebut sebelum akhirnya pindah ke rumah yang saat ini dikenal menjadi lokasi Museum Wayang Indonesia. “Dulu Pak Harto semasa kecil tinggal di rumah pakde-nya, Pak Bei Tani. Dulu kalau enggak salah ia pernah tinggal di sini sambil menunjuk salah satu areal sawah, sebelum pindah ke tempat yang sekarang ini menjadi Museum Wayang Indonesia,” imbuh dia. SUMBER Penulis Jawahir Gustav Rizal, Anggara Wikan Prasetya Editor Rizal Setyo Nugroho, Wahyu Adityo Prodjo Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Banyakorang pasti telah mendengar nama waduk Gajah Mungkur. Tetapi sebagaian besar bisa jadi belum tahu asal nama waduk tersebut. Nama waduk ini diambil dari nama pegunungan yang ada di Kabupaten Wonogiri, yaitu pegunungan Gajah Mungkur. Waduk Gajah Mungkur dibangun mulai tahun 1976 dan selesai tahun 1981. Waduk ini memiliki luas genangan
Waduk Gajah Mungkur merupakan danau buatan yang terletak di Wonogiri, Jawa Tengah. Waduk terbesar se-Jawa Tengah ini memiliki luas Hektar yang mencangkup 7 kecamatan sekaligus, yaitu Kecamatan Wonogiri, Ngadirojo, Nguntoronadi, Kecamatan Wuryantoro, Baturetno, Giriwoyo, dan Eromoko. Waduk ini dibangun oleh kontraktor Jepang tahun 1964 yang berfungsi sebagai bendungan Sungai Bengawan Solo untuk mencegah banjir. Tidak lupa, pemerintah memanfaatkan aliran air waduk sebagai PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air yang mampu menghasilkan daya 12,4 megawatt dan juga sebagai sumber air minum penduduk Wonogiri. Karena pemandangannya yang indah, tempat wisata juga telah dibangun disekitar waduk, ada kebun binatang, taman bermain, dan wahana yang memanjakan pengunjung. Jika kalian sudah tahu sekilas tentang waduk ini, marilah kita simak bersama misteri yang menyelimuti waduk ini. 1 Makam Dibawah Air Ternyata makam tidak hanya ada di daratan. Di waduk Gajah Mungkur terdapat makam yang tenggelam dibawah air, konon makam ini peninggalan tahun 1900-an dilihat dari bentuk dan bahan batu nisan yang terbuat dari pahatan batu. Menurut warga sekitar makam ini adalah makam Setono, suatu daerah yang ikut ditenggelamkan saat pembuatan waduk tahun 1978 silam. Saat musim kemarau dan air waduk menyusut maka kumpulan nisan di sekitar makam akan muncul ke permukaan. Hal ini semakin menambah aura mistis dari Waduk Gajah Mungkur. Pastinya banyak penampakan yang terjadi di sekitar pemakaman saat malam hari, beberapa diantaranya adalah pocong yang berjalan diatas air. Penunjung yang datang dihimbau untuk menghormati dan tidak merusak situs pemakaman ini. 2 Gunung Pegat Walau bukan di dalam area Gajah Mungkur, misteri gunung pegat tidak boleh diabaikan. Gunung yang terletak di dekat waduk ini memiliki cerita misteri dan mitos yang menyeramkan. Yang paling terkenal adalah mitos putusnya hubungan kekasih setelah melewati gunung keramat ini. Untuk itu warga sekitar menghimbau bagi pasangan kekasih baru menikah yang belum genap selapan atau 35 hari untuk tidak melewati gunung ini. Jika terpaka, sebaiknya mengambil jalan memutar melewati Jatisrono atau Pracimantoro. Selain itu, disini konon menjadi tempat pembuangan mayat para korban pembantaian G30S PKI, sehingga tempat ini sudah banyak penunggu gaib yang siap mencari mangsa siapapun yang melewati daerah ini dengan tidak sopan. 3 Perkelahian Gajah Madep dan Gajah Mungkur Selain fakta sejarah bahwa waduk ini dibangun oleh Jepang tahun 1978, ternyata ada mitos lain yang menjadi legenda turun temurun masyarakat sekitar. Konon dulunya terdapat kerajaan yang dipimpin oleh rajah bernama Gajah Madep, karena usianya yang sudah senja, beliau ingin cucunya yang bernama Gajah Mego, banyak patih kerajaan yang tidak setuju karena usianya yang sangat muda salah satunya adalah Gajah Mungkur. Karena Gajah Mungkur memberontak akhirnya terjadi perkelahian sengit antara Gajah Madep dan Gajah Mungkur. Mereka berubah menjadi Gajah Raksasa, dan perkelahian tersebut membuat tanah menjadi amblas dan membentuk cekungan yang lambat laun terisi air sungai hingga terbentukklah waduk Gajah Mungkur. 4 Penampakan Pocong Cerita penampakan pocong banyak dialami warga sekitar waduk, terutama bagi mereka di Desa Pudak Wuryantoro. Jalan di desa tersebut masih terasa angker banyak, semak dan pepohonan rindang yang dihuni oleh banyak makhluk astral. Bahkan anehnya warga sudah berkali-kali memasang lampu penerangan, namun lampu tersebut mati keesokan harinya, padahal sudah diganti dengan merek yang paling bagus. Energi di daerah itu sangat kuat, ada cerita saat warga yang sedang pulang kerja tengah malam melewati daerah tersebut melihat pocong yang duduk di belakang bemper mobil Avanza yang ada di depannya, karena tidak kuat melihatnya mereka kabur melewati jalan lain dan meninggalkan Avanza tersebut. Ada juga para petani yang meninggal tenggelam pada daerah pinggiran danau yang hanya berkedalaman 1 meter. Untuk itu mereka percaya pamali untuk bertani sampai sore hari di dekat Waduk Gajah Mungkur. 5 Misteri Belalai Air Selain fenomena mistis banyak fenomena aneh yang terjadi di danau ini salah satunya adalah belalai air yang mengarah kelangit. Mungkinkah ada hubungannya dengan makhluk penghuni dasar danau yang naik kelangit? Walau masih misterius banyak orang menanggap fenomena ini adalah fenomena alam biasa. Belalai air diluar negeri dikenal sebagai waterspout atau juga cleret air di Indonesia. Sebuah fenomena terhisapnya air danau akibat pusaran angin seperti puting beliung sehingga menghisap air dibawahnya dan membentuk cleret yang mengerikan. Fenomena ini terakhir pernah terjadi Sabtu, 3 Maret 2018 silam yang menjadi viral di dunia maya.
nHQax.